SehatFresh.com – Premenstrual dysphoric disorder (PMDD) merupakan masalah atau gangguan yang dialami oleh wanita pada saat menjelang masa-masa menstruasi. Wanita biasanya akan merasakan tanda dan gejala akan memasuki masa menstruasi, setiap wanita memiliki perbedaan dalam merasakan tanda-tanda dan gejala-gejala tersebut. Ada yang merasakan tanda-tanda menstruasi tetapi tidak mengganggu kenyamanannya dalam beraktivitas, ada yang mengalami gangguan ringan dan ada pula yang mengalami gangguan premenstruasi yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dikarenakan tingginya tingkat ketidaknyamanan yang dirasakan.
PMDD sebenarnya merupakan kumpulan gejala-gejala (sindrom) dari premenstrual syndrome (PMS) yang umumnya dialami oleh wanita sekitar 6-10 hari sebelum menstruasi, dan akan menghilang ketika menstruasi dimulai. PMDD merupakan kumpulan gejala fisik, psikologis dan emosi yang dapat muncul hanya beberapa atau semuanya. Gejala-gejala fisik yang dialami seperti kelemahan saat beraktivitas, gangguan saluran pencernaan (kembung), diare, konstipasi, munculnya jerawat, peningkatan denyut nadi, nyeri yang tidak wajar di bagian bawah perut dan payudara dan pingsan. Gejala emosi dan perilaku dapat ditunjukkan dengan mood swings, depresi, tingkat kecemasan yang tinggi, tidak dapat berkonsentrasi dan susah untuk tidur.
PMDD inilah yang menyebabkan para penderitanya mengalami lebih dari satu tanda-tanda dan gejala premenstrual. Banyak para ahli yang menduga bahwa PMDD disebabkan karena banyak faktor yang dapat secara bersamaan membentuk kombinasi, jadi bukan hanya disebabkan karena satu faktor saja. Berikut ini akan dijelaskan tentang beberapa penyebab PMDD.
- Faktor Hormonal
Hormon yang mengatur organ reproduksi wanita yakni hormone estrogen dan progesteron. PMDD dapat disebabkan karena kadar estrogen yang tinggi sedangkan kadar progesteronnya menurun, hal ini menyebabkan adanya ketidakseimbangan hormon sebelum masa menstruasi tiba, dan timbul gejala-gejala-gejala fisik dan emosi yang mengganggu.
- Faktor Genetik
Anak yang lahir kembar monozigotik (satu telur) biasanya lebih mudah untuk mengalami sindrom premenstruasi jika dibandingkan dengan anak kembar yang berasal dari dua telur (dizigotik).
- Faktor Kimiawi
Kadar serotonin saat berlangsungnya siklus mentruasi kadang-kadang menunjukkan kadar yang berbeda-beda. Apabila kadar serotonin rendah saat menjelang menstruasi, bisa saja memicu terjadinya PMDD.
- Faktor Aktivitas Fisik
Dalam dunia kesehatan, kita dianjurkan untuk melakukan olahraga dan istirahat yang cukup. Seseorang yang melakukan aktivitas fisik dapat mengurangi gejala yang mengakibatkan PMDD, karena sirkulasi darah di dalam tubuh kita dapat semakin lancar apabila dilakukan secara teratur sehingga dapat mengurangi kelelahan dan depresi yang berkaitan dengan PMDD.
- Kurangnya Asupan Kalsium, Magnesium dan Vitamin B6
Kalsium merupakan bahan yang dapat mempengarusi mood dan perilaku seseorang. Dari penelitian Jacobs dan Susan pada tahun 2000, membuktikan bahwa dengan mengonsumsi kalsium murni terbukti dapat menurunkan angka kejadian sindrom premenstruasi termasuk PMDD.
Kekurangan magnesium seperti sayur-sayuran hijau, kacang, biji-bijian, gandum, oatmeal, kedelai dan alpukat akan memicu terjadinya sindrom premenstruasi. Sedangkan, vitamin B6 dapat membantu untuk meringankan depresi dan gelisah yang terkait dengan PMDD.
Sedangkan untuk mengatasi gangguan PMDD, cara yang paling dianjurkan adalah:
- Konsultasi Dokter
Dengan segera berkonsultasi ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat. Hal ini dilakukan untuk dapat mengetahui apakah gejala-gejala dari PMDD tersebut merupakan komplikasi dari penyakit lain.
- Lakukan Kompres Hangat
Selain itu, Anda dapat menggunakan teknik kompres air hangat di area yang nyeri (bawah perut), agar dapat memperlebar pembuluh darah sehingga sirkulasi darah akan semakin lancar menuju ke organ reproduksi, sehingga penyembuhan akan memakan waktu yang lebih singkat. Kompres air hangat merupakan teknik hidroterapi yang dapat digunakan untuk meredakan nyeri dan memperlancar peredaran darah. Suhu air hangat yang dianjurkan untuk mengompres adalah sekitar 36,6-43,3˚C atau diukur dengan kira-kira dari hangat-hangat kuku sampai panas bisa ditoleransi oleh kulit. (SPT)