SehatFresh.com – Daging merah menawarkan manfaat nutrisi yang solid dikarenakan mengandung protein kualitas tinggi dan kaya akan vitamin B-12, zat besi dan seng. Menambahkan satu atau dua porsi daging merah segar atau organik tanpa lemak untuk diet mingguan dapat member banyak nutrisi penting bagi tubuh.
Di sisi lain, daging merah tinggi akan kandungan lemak jenuh dan kolesterol. Anda mungkin dapat membatasi lemak tidak sehat dengan memilih daging tidak berlemak, tapi hal tersebut tidak membantu masalah kesehatan lainnya. Ketika daging merah dimasak dengan suhu tinggi, maka akan menghasilkan zat yang meningkatkan risiko beberapa jenis kanker.
Karena daging merah mengandung cukup banyak lemak jenuh dan kolesterol, maka yang perlu diperhatikan adalah porsinya dan jumlah total dalam diet tetap dalam asupan harian yang direkomendasikan. Maka dari itu, periksalah label nutrisi pada daging yang Anda beli karena kandungan lemak pada daging bervariasi tergantung pada jenis dan potongan daging. Berbagai potongan daging sapi, sapi, babi dan domba mengandung 65-130 miligram kolesterol dalam porsi 3-ons, dengan kandungan lemak jenuh yang berkisar 1 sampai 10 gram.
Ketika daging merah dimasak pada suhu tinggi, seperti dipanggang, maka akan menghasilkan dua zat penyebab kanker, yaitu amina heterosiklik (HCA) dan hidrokarbon aromatik polisiklik, (PAH). Sebuah studi yang diterbitkan Januari 2008 dalam jurnal “Cancer Epidemiology, Biomarkers and Prevention” menyimpulkan bahwa mengkonsumsi daging merah secara signifikan dapat meningkatkan risiko kanker prostat. Studi lain menemukan bahwa HCA dan PAH pada daging merah juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker usus besar.
Hal ini disebabkan karena kandungan karsinogen yang muncul saat proses memasak daging. Sehingga jika dikonsumsi dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko terhadap kanker terutama kanker usus besar. Daging merah yang belum diproses tidak terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner atau diabetes.
Namun, daging olahan berkontribusi terhadap pengembangan kedua penyakit tersebut. Menurut Harvard Health Publications, setiap porsi harian daging olahan meningkatkan risiko penyakit jantung sebesar 42 persen dan risiko diabetes sebesar 19 persen. Setiap daging yang mengandung pengawet atau diawetkan melalui pengasapan atau pengasinan merupakan daging olahan. Contoh daging olahan adalah hot dog dan sosis.
The American Institute for Cancer Research menyarankan untuk menghindari daging olahan dan membatasi konsumsi daging merah tidak lebih dari 18 ons setiap minggu. Hal ini didasarkan pada porsi 3-ons untuk 6 porsi mingguan daging merah. Menurut rekomendasi diet DASH, konsumsi daging merah yang direkomendasikan adalah 1,4 ons sehari, atau 9,8 ons perminggu. Rekomendasi ini didasarkan pada kebutuhan 2.000 kalori setiap hari.