Orang Tua Wajib Tahu Penyebab Gizi Buruk pada Anak

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Gizi buruk atau malnutrisi bukan masalah sepele karena kondisi ini sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan anak-anak penerus bangsa ini. Gizi yang buruk pada anak-anak merupakan sebuah keadaan yang sangat memprihatinkan karena tidak tercukupinya zat gizi makanan yang masuk ke dalam tubuh. Terjadinya gangguan gizi selalu ada penyebabnya dan untuk mengatasi masalah ini, tentu penting untuk mengenali penyebab gizi buruk pada anak lebih dulu.

Komplikasi akibat gizi buruk sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Bila komplikasi terjadi, anak dapat mengalami tahap-tahap perkembangan menjadi lebih lambat dibanding anak normal seusianya. Selain itu, anak juga dapat mengalami kesulitan belajar, mudah terserang penyakit berat, gangguan berbagai macam organ hingga dapat terjadi kematian. Nah, di bawah ini adalah sejumlah penyebab gizi buruk pada anak.

  • Keterbatasan penghasilan keluarga (faktor ekonomi)

Penghasilan keluarga akan sangat menentukan hidangan makanan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan. Sayangnya, sebagian masyarakat berpenghasilan rendah (mbr) mengalami kekurangan gizi karena sulitnya memenuhi kebutuhan akan gizi yang seimbang.

  • Pengetahuan kesehatan akan gizi makanan

Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, banyak keluarga berpenghasilan cukup. Tetapi, makanan yang dihidangkan seadanya saja. Dengan demikian, kejadian gangguan gizi tidak hanya ditemukan pada keluarga yang berpenghasilan kurang, namun juga pada keluarga yang berpenghasilan relatif baik. Golongan masyarakat ini tidak memiliki pengetahuan akan pentingnya gizi dalam makanan yang diberikan kepada bayi atau anak.

  • Jarak kelahiran yang tidak terencana

Hasil penelitian banyak membuktikan bahwa bayi dan anak yang menderita gangguan gizi buruk lebih dipicu karena seorang ibu yang sedang hamil lagi saat anaknya yang lain masih kecil akan menyebabkan kesempatan untuk memperhatikan asupan gizi saat hamil dan menyusui menjadi terabaikan.  Oleh karena itu, mengatur jarak kehamilan seorang ibu sangatlah penting agar memiliki waktu yang cukup untuk memperhatikan asupan gizi pada calon bayi dan anak-anaknya yang lain.

  • Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu

Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi. Tetapi, tidak atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang tidak baik terhadap bahan makanan itu. Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapat menurunkan prestise keluarga sehingga terabaikannya gizi yang tersaji.

  • Tradisi

Berbagai kebiasaaan yang bertalian dengan pantang makan makanan tertentu masih sering kita jumpai terutama di daerah pedesaan. Kebiasaan wanita yang sedang hamil untuk memakan makanan tertentu yang tidak atas anjuran dokter, misalnya, akan dapat merugikan kesehatan ibu itu sendiri. Larangan anak untuk makan telur, ikan, ataupun daging, contoh lainnya, hanya berdasarkan kebiasaan yang diwarisi secara turun-temurun juga masih dijumpai di kalangan masyarakat tertentu.

  • Kesukaan yang berlebihan akan makanan tertentu

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau disebut sebagai faddisme makanan akan mengakibatkan kurang bervariasinya makanan dan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang diperlukan. (SBA)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here