Pengobatan dan Pencegahan Penyakit Seks Dispareunia

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Dispareunia adalah penyakit yang kerap diiringi dengan rasa nyeri saat sebelum, selama dan sesudah berhubungan intim. Bagian tubuh yang terasa nyeri biasanya di area vagina, klitoris dan labia.

Sejumlah faktor bisa menyebabkan seseorang terserang penyakit ini. Sebagai diagnosis, dokter akan melakukan pengumpulan informasi medis dan pemeriksaan fisik lengkap untuk mencari tahu penyebab dispareunia. Wawancara tentang adanya riwayat trauma seksual atau gangguan psikis lainnya diperlukan untuk mengetahui faktor risiko psikis pencetus keluhan nyeri bersanggama.

Biasanya dokter juga akan mengeksplorasi dengan beberapa pertanyaan, seperti:

  • Apakah nyeri dirasakan setiap berhubungan?
  • Apakah ada riwayat persalinan?
  • Di mana lokasi persis nyeri tersebut?

Pemeriksaan lengkap pada bagian panggul dapat membantu menentukan penyebab keluhan dispareunia sebagai masalah fisik atau masalah psikis. Selain itu, pemeriksaan sensori untuk mendeteksi lokasi nyeri perlu dilakukan. Pemeriksaan sensori dapat dilakukan pada semua lapang area organ intim untuk menentukan lokasi nyeri.

Untuk mengobati dispareunia, metode yang digunakan dapat berupa pemberian obat, operasi atau terapi. Namun, konsultasi lebih lanjut ke dokter akan menentukan metode yang tepat dan disesuaikan dengan penyebab yang menyertai.

Beberapa obat yang digunakan untuk menangani dispareunia adalah:

  • Antibiotik, seperti penisilin atau golongan sefalosporin. Obat ini digunakan jika penyebabnya adalah infeksi bakteri.
  • Antijamur, seperti fluconazole atau ketoconazole. Obat ini digunakan jika penyebabnya adalah infeksi jamur.
  • Metode operasi dilakukan ketika dispareunia disebabkan oleh kondisi tertentu, misalnya endometriosis.

Selain operasi dan pemberian obat, penanganan juga dapat dilakukan dengan terapi. Dokter akan menyesuaikan jenis terapi dengan kondisi pasien.

Beberapa terapi yang dapat digunakan untuk menangani dispareunia meliputi:

  • Terapi perilaku kognitif. Dalam terapi ini, pasien akan diberikan arahan untuk mengubah pola perilaku dan pemikiran negatif yang dapat memicu dispareunia.
  • Terapi desensitisasi. Terapi ini bertujuan untuk meredakan rasa sakit yang muncul ketika berhubungan, melalui teknik relaksasi vagina.
  • Terapi atau konseling seks. Tujuan terapi ini adalah untuk mengatasi emosi negatif yang dapat memicu munculnya dispareunia.

Sampai sejauh ini, belum ada metode yang secara pasti dapat mencegah dispareunia. Namun, terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi risikonya antara lain:

  • Setelah melahirkan, tunggu setidaknya enam minggu untuk kembali berhubungan.
  • Gunakan pelumas ketika vagina kering.
  • Jaga kebersihan daerah kelamin.
  • Lakukan hubungan seksual yang aman agar terhindar dari infeksi menular seksual, misalnya dengan menghindari perilaku seks bebas.
  • Lakukan juga pemanasan yang lebih lama sebelum berhubungan seks agar menstimulasi pelumas alami.
  • Diskusikan lebih lanjut dengan dokter terkait upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko dispareunia. Dokter akan menentukan metode yang sesuai dengan kondisi pasien dalam mengurangi risiko yang ada. (SBA)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here