SehatFresh.com – Apakah ada di antara SahabatSehat yang belum pernah mendengar istilah Spekulum? Spekulum merupakan alat yang berguna untuk memeriksa vagina atau leher rahim. Lantas bagaimana sejarah spekulum hingga bertahan sampai kini?
Siapa penemu spekulum modern?
Dalam berbagai referensi disebutkan bahwa James Marion Sims, dikenal sebagai penemu spekulum era modern. Ia menemukan spekulum modern sekitar pertengahan abad ke-19. Namun demikian, sebenarnya spekulum sudah ada sejak zaman Kuno.
Penolakan penggunaan spekulum di zaman dahulu
Hanya saja penolakan terhadap penggunaan spekulum memiliki sejarah cukup panjang. Rupanya orang zaman dahulu sebelum abad ke 19 memiliki kekhawatiran dalam penggunaan alat yang ditujuan untuk melihat bagian dalam tubuh ini.
Dokter ketika itu hanya mengandalkan kemampuan indra yang dimiliki, bukan mengembangkannya. Etika terkait memasukkan alat ke dalam vagina, membuat pemakaian spekulum jadi lebih bermasalah. Berbagai kekhawatiran muncul, mengiringi perjalanan alat ini.
Kontroversial pun berlanjut di jaman James Marion Sims. Ketika itu orang Inggris beranggapan jika spekulum milik orang Prancis. Selain itu banyak pula yang berpikir jika alat ini berisiko terhadap keperawanan dan mempengaruhi pola pikir anak-anak perempuan di Inggris.
Menguak pengobatan saat zaman Kuno
Banyak yang berpendapat jika peralatan medis yang dimanfaatkan saat zaman Kuno, sebenarnya susah dimengerti. Walaupun banyak benda pada masa itu mempunyai bentuk yang mirip dengan yang digunakan saat ini, sehingga banyak pihak beranggapan jika cara pemanfaatannya sama.
Namun ternyata penggunaannya tidak sesederhana itu. Misalnya saja alat untuk memeriksa vagina atau dubur, dahulu ternyata juga bisa dipakai untuk membuka luka untuk mengeluarkan benda asing dari dalamnya. Intinya perlu studi lebih dalam lagi guna membandingkan fungsi kerja alat-alat zaman Kuno dengan yang dipakai saat ini.
Alat pada Yunani Kuno untuk membuka lubang dubur, mungkin awalnya hanyalah dua sendok yang dipegang dengan kedua belah tangan. Kemudian alat khusus yang digunakan untuk melihat dubur bagian dalam, diistilahkan dioptrion kecil.
Alat-alat tersebut kemungkinan juga dimanfaatkan dalam pemeriksaan ginekologi. Pada abad ke-3, Leonidas dari Alexandria mengungkapkan jika alat tersebut dipakai untuk membuka lubang dubur, seperti membuka vagina. Hanya saja tidak dijelaskan, yang sama apakah alatnya atau metodenya.
Di satu sisi dioptrion besar untuk vagina nampak terlihat berbeda. Seperti spekulum modern, alat tersebut dilengkapi dengan sekrup untuk membuka dua atau empat katup. Dari berbagai referensi bisa terlihat bahwa penulis dokumen medis zaman kuno, lebih memperhatikan pasien perempuan dari yang dibayangkan orang saat ini.
Ketika itu orang-orang zaman Kuno mempunyai alat dengan berbagai ukuran yang berbeda, sesuai dengan usia pasien. Hingga seiring berjalannya waktu, berbagai peralatan termasuk Spekulum mengalami perkembangan yang pesat. (APY)