Perkembangan Kepribadian Masa Remaja

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Masa remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Di satu sisi, ia ditarik masuk ke dalam tantangan untuk mematangkan kedewasaannya. Di sisi lain, ia masih belum bisa sepenuhnya lepas dari daya tarik masa kanak-kanak.

Maka secara sosial budaya, ia ditarik-tarik oleh kewajiban-kewajiban ala orang dewasa yang (seringkali) belum sepenunnya dipahami dan sekaligus juga ditarik oleh rangsangan untuk mengeksplorasi diri di tengah kenyataan sosial yang dihadapinya.

Masa Remaja (adolescence) ditandai adanya kecenderungan identitas identity confusion. Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan kecakapan–kecakapan yang dimilikinya, dia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya.

Dorongan membentuk dan memperlihatkan identitas diri ini, pada remaja sering sekali sangat ekstrim dan berlebihan sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan. Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat di satu pihak sering diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara kelompok sebaya mereka mengadakan pembagian peran, dan seringkali mereka sangat patuh terhadap peran yang diberikan kepada masing-masing anggota.

Fase remaja adalah periode kehidupan manusia yang sangat strategis, penting dan berdampak luas bagi perkembangan berikutnya. Pada remaja awal, pertumbuhan fisiknya sangat pesat tetapi tidak proporsional, misalnya pada hidung, tangan, dan kaki. Pada remaja akhir, proporsi tubuh mencapai ukuran tubuh orang dewasa dalam semua bagiannya. Berkaitan dengan perkembangan fisik ini, perkembangan terpenting adalah aspek seksualitas.

Perkembangan kognitif (kemampuan berfikir) seseorang yang memasuki masa remaja juga mengalami perubahan. Pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan pada usia 12–20 tahun. Secara fungsional, perkembangan kognitif remaja dapat digambarkan sebagai berikut:

  • Secara intelektual, remaja mulai dapat berfikir logis tentang gagasan abstrak.
  • Berfungsinya kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu membuat rencana, strategi, membuat keputusan-keputusan serta memecahkan masalah.
  • Sudah mampu menggunakan abstraksi-abstraksi, membedakan yang konkret dengan yang abstrak.
  • Munculnya kemampuan nalar secara ilmiah, belajar menguji hipotesis.
  • Memikirkan masa depan, perencanaan dan mengeksplorasi alternatif untuk mencapainya psikologi remaja.
  • Mulai menyadari proses berfikir efisien dan belajar berinstropeksi.
  • Wawasan berfikirnya semakin meluas, bisa meliputi agama, keadilan, moralitas dan identitas (jati diri).

Di aspek berbeda, remaja mengalami puncak emosionalitasnya. Perkembangan emosi remaja awal menunjukkan sifat sensitif, reaktif yang kuat, emosinya bersifat negatif dan temperamental. Sementara itu, remaja akhir sudah mulai mampu mengendalikannya.

Selain itu, remaja sudah mampu berperilaku yang tidak hanya mengejar kepuasan fisik saja, tetapi meningkat pada tatanan psikologis (rasa diterima, dihargai dan penilaian positif dari orang lain).

Remaja telah mengalami perkembangan kemampuan untuk memahami orang lain (social cognition) dan menjalin persahabatan. Remaja memilih teman yang memiliki sifat dan kualitas psikologis yang relatif sama dengan dirinya, misalnya sama hobi, minat, sikap, nilai-nilai dan kepribadiannya. (SBA)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here