SehatFresh.com – Remaja adalah seorang individu yang tengah berada dalam masa pencarian jati diri. Proses pencarian jati diri ini terkadang membuat remaja ingin mencoba berbagai hal yang belum pernah dikerjakan. Rasa keingin tahuan seorang remaja juga didorong oleh perubahan-perubahan yang terjadi di dalam dirinya yakni perubahan secara fisik dan psikisnya.
Terkadang justru perubahan tersebut membuat remaja minder. Salah satu perubahan yang dapat membuat remaja minder adalah bertambahnya jumlah produksi minyak pada daerah ketiak. Hal tersebut juga terkadang memberikan aroma yang khas. Deodorant memegang peranan penting bagi para remaja.
Mereka mencari deodorant yang dapat menyamarkan atau meminimalkan bau badan agar tidak tercium oleh teman-temannya, demi memperkuat citra (image) yang ingin mereka tampilkan. Kenyataan ini sesuai dengan ciri perkembangan remaja yaitu membentuk identitas selain kuatnya pengaruh dari teman. Perubahan psikis dan fisik membuat remaja merasa tidak nyaman dan percaya diri padahal pada saat ini remaja ingin tampil percaya diri dengan mengikuti perkembangan mode.
Namun, pada remaja yang mengalami bau badan, ia menjadi tidak percaya diri. Karena ia membutuhkan deodorant untuk menyamarkan bau badannya sehingga bisa mengembalikan rasa percaya dirinya. Para remaja mulai mencari deodorant yang cocok baik mulai dari iklan ataupun referensi teman.
Selain memiliki keuntungan untuk menunjang penampilan, kita harus hati-hati dalam memilih jenis deodorant yang sesuai. Jika kita kurang memperhatikan hal penting, maka kita dapat merasakan dampak negatif dari penggunaannya. Simak lah beberapa dampak negatif pemakaian deodorant bagi para remaja berikut ini:
- Iritasi kulit ketiak
Kulit di bagian ketiak memang mudah mengeluarkan keringat. Jika dibubuhkan dengan deodoran yang mengandung bahan-bahan berbahaya, maka yang dikhawatirkan akan merusak lapisan kulit ketiak, dan dapat mengakibatkan iritasi. Bahan yang dapat membuat iritasi yakni aluminium.
- Alergi
Ketidakcocokan bahan deodoran dengan kulit ketiak dapat terjadi, terutama pada seseorang yang kulitnya sensitif. Bahan-bahan pemicu alergi di dalam deodoran yakni DEA (Diethanolamine), TEA (Triethanolamine) dan MEA (Monoethanolamine). Penggunaan jangka panjang bahkan dapat merusak fungsi hati dan ginjal.
- Penurunan fungsi ginjal dan hati
Kandungan bahan propylene glycol di dalam deodorant ternyata dapat menurunkan fungsi ginjal dan hati. Hal ini dapat terlihat pada penggunaan deodorant dalam jangka panjang. Selain itu, ada bahan lainnya seperti DEA (Diethanolamine), TEA (Triethanolamine) dan MEA (Monoethanolamine).
- Terbentuk sel kanker
Pada wanita, penggunaan deodoran secara berlebihan perlu dihindari, pasalnya bahan-bahan di dalamnya dapat terserap ke dalam tubuh dan membentuk sel-sel berbahaya yakni sel kanker. Ketiak seseorang wanita amat dekat dengan payudara, maka dari itu riskan terhadap kanker payudara. Bahan yang memicu kanker adalah aluminium, paraben, dan talek.
Jadi, berhati-hatilah para remaja dalam memilih deodorant yang berkualitas baik. Pastikan bahannya tak berbahaya dan tak membuat Anda bermasalah. (SPT)