Abrupsi Plasenta

Abrupsi plasenta adalah komplikasi tidak lazim yang terjadi pada saat kehamilan. Plasenta adalah struktur yang berkembang di dalam rahim selama kehamilan untuk memelihara bayi yang sedang tumbuh. Jika plasenta terlepas dari dinding bagian dalam rahim, maka bisa dipastikan itu merupakan abrupsi plasenta. Abrupsi plasenta dapat mencabut oksigen dan nutrisi bayi dan menyebabkan pendarahan yang parah pada ibu. Abruspi plasenta sering terjadi secara tiba-tiba. Jika terlambat diobati, abrupsi plasenta dapat menempatkan ibu dan bayi dalam bahaya.

Gejala

Abrupsi plasenta sering terjadi di 12 minggu terakhir sebelum kelahiran. Segera cari pertolongan medis jika Anda mengalami tanda-tanda dan gejala klasik seperti di bawah ini:

  • Pendarahan vagina
  • Nyeri perut
  • Nyeri punggung
  • Nyeri rahim
  • Kontraksi rahimyang cepat, lebih dari satu konstraksi setiap 3 menit

Nyeri perut dan nyeri punggung sering terjadi secara tiba-tiba. Jumlah perdarahan vagina dapat sangat bervariasi, dan tidak selalu sesuai dengan berapa banyak plasenta yang telah lepas dari dinding bagian dalam rahim. Abrupsi plasenta dapat menjadi parah jika tidak ada perdarahan yang terlihat dan jika darah terjebak di dalam rahim. Dalam beberapa kasus, abrupsi plasenta berkembang secara perlahan. Jika ini terjadi, Anda mungkin akan mengalami pendarahan vagina secara berselang. Bayi Anda mungkin tidak tumbuh secepat yang diharapkan, dan Anda mungkin memiliki cairan ketuban rendah (oligohidramnion) atau komplikasi lain.

Penyebab

Penyebab spesifik dari abrupsi plasenta sering tidak diketahui. Penyebab yang mungkin adalah trauma, cedera pada perut, atau cepat hilangnya cairan yang mengelilingi bayi dalam rahim (cairan ketuban).

Faktor resiko

Beberapa fakto yang dapat meningkatkan resiko abrupsi plasenta adalah:

  • Abrupsi plasenta yang pernah dialami: Jika Anda pernah mengalami abrupsi plasenta sebelumnya, maka Anda beresiko mengalaminya lagi.
  • Tekanan darah tinggi
  • Trauma abdomen: Trauma pada bagian perut membuat abrupsi plasenta cenderung terjadi.
  • Penyalahgunaan obat: Abrupsi plasentalebih sering terjadi padawanitayang merokok ataumenggunakankokainselama kehamilan.
  • Pecah membran ketuban: Selama kehamilan, bayi dikelilingi dan berbantal oleh membran berisi cairan yang disebut kantung ketuban. Resiko abrupsi plasenta meningkat jika kantung ketuban bocor atau rusak sebelum persalinan dimulai.
  • Gangguan pembekuan darah: Beberapa kondisi dapat mengganggu kemampuan darah untuk membeku dan meningkatkan resiko abrupsi plasenta.
  • Kehamilan kembar: JikaAnda membawalebih dari satu bayi, persalinan bayi pertamadapatmenyebabkan perubahanrahim yangmemicu abrupsi plasenta sebelumbayiatau bayi yang lain dilahirkan.
  • Usia ibu: Abrupsi plasentalebih sering terjadi padawanita yang lebih tua, terutama setelahusia40.

Komplikasi

Abrupsi plasenta dapat menjadi masalah yang mengancam jiwa bagi ibu dan bayi.

Bagi ibu, abrupsi plasenta dapat menyebabkan:

  • Shock karena kehilangan darah
  • Masalah pembekuan darah (disseminated intravascular coagulation)
  • Perlunyatransfusi darah
  • Kegagalan ginjal atau organ lain

Bagi bayi, abrupsi dapat menyebabkan:

  • Pencabutan oksigen dan nutrisi
  • Kelahiran premature
  • Kematian janin

Setelah bayi lahir, pendarahan dari lokasi keterikatan plasenta mungkin terjadi. Jika pendarahan tidak dapat dikendalikan, pengangkatan rahim (hysterectomy) mungkin diperlukan.

Apa yang harus dikatakan pada dokter?

Beberapa pertanyaan dasar yang mungkin dapat Anda tanyakan pada dokter adalah:

  • Tes apa yang perlu saya lakukan? Bagaimana caramempersiapkan diri untuktes tersebut?
  • Apakahbayidalam bahaya? Apakah sayadalam bahaya?
  • Pilihan pengobatan apa saja yang dapat dilakukan?
  • Apa komplikasi yang mungkin terjadi?
  • Apa yang bisa sayaharapkan jikabayi lahirsekarang?
  • Apakah sayamembutuhkan transfusi darah?
  • Apa saya harus melakukan hysterectomy setelah persalinan?

Dokter mungkin akan mengajukan sejumlah pertanyaan seperti:

  • Kapan Anda mulai mengalami gejala?
  • Apakah Anda telah melihat perubahan dari gejala Anda?
  • Berapa banyak pendarahan yang Anda alami?
  • Dapatkah Anda merasakan bayi Anda bergerak?
  • Apakah Anda melihat adacairan beningbocordari vaginaAnda?
  • Apakah Anda mengalami mual, muntahatau sakit kepala ringan?
  • Apakah Anda mengalami kontraksi?

Tes dan diagnosa

Jika dokter menduga adanya abrupsi plasenta, dokter akan memeriksa keadaan rahim. Untuk membantu mengidentifikasi kemungkinan sumber pendarahan vagina, Anda mungkin perlu menjalani tes darah atau USG. Selama USG, gelombang suara frekuensi tinggi digunakan untuk membuat gambar rahim Anda pada monitor. Namun hal ini tidak selalu bisa memperlihatkan abrupsi plasenta.

Perawatan dan pengobatan

Plasenta yang lepas dari dinding rahim tidak mungkin dapat ditempelkan kembali. Pilihan pengobatan untuk abrupsi plasenta tergantung pada kondisi bayi.

  • Bayi belum cukup bulan: Jika abrupsi terbilang normal, maka detak jantung bayi Anda normal dan tidak terlalu cepat untuk lahir, umumnya sebelum34minggu kehamilan. Anda mungkin dirawat di rumah sakit untuk pemantauan yang ketat. Jika pendarahan berhenti dan kondisi bayi stabil, Anda mungkin dapat beristirahat di rumah. Dalam beberapa kasus, Anda mungkin diberikan obat-obatan untuk membantu paru-paru bayi agar matang. Dalam beberapa kasus, kelahiran premature menjadi keharusan.
  • Bayi sudah cukup bulan: Jika bayi Anda hampir mendekati bulannya, umumnya setelah 34 minggu kehamilan, abrupsi plasenta berada pada tingkat minimal dan kelahiran normal menjadi mungkin. JikaabrupsiberlangsungataumembahayakankesehatanAndaatau kesehatanbayi, maka Anda perlu segera melakukan persalinan, biasanya denganC-Jika Andamengalamipendarahan parah, Anda mungkin perlutransfusi darah.

Pencegahan

Anda tidak dapat mencegah abrupsi secara langsung, tapi Anda dapat menurunkan faktor resiko tertentu yang memungkin abrupsi terjadi. Contohnya jangan merokok atau menggunakan obat-obatan terlarang seperti kokain. Jika Anda memiliki tekanan darah tinggi, berkonsultasilah dengan dokter untuk mengendalikan kondisi Anda. Jika Anda telah mengalami abrupsi plasenta dan merencanakan kehamilan lagi, berkonsultasilah dengan dokter Anda guna mengurangi resiko abrupsi lain sebelum hamil lagi.