Pubertas adalah awal dari kematangan seksual, yang ditandai dengan terjadinya perubahan fisik, hormonal, dan faktor-faktor seksual lain yang mengindikasikan bahwa seorang anak telah mampu untuk bereproduksi. Singkatnya, pubertas adalah fase transisi dari anak-anak menuju dewasa. Biasanya pubertas pada anak perempuan terjadi pada umur 8 sampai 12 tahun dan usia 9 sampai 14 tahun untuk anak lelaki. Di era serba modern seperti sekarang, kasus pubertas dini semakin sering ditemui. Jika usia anak perempuan tidak lebih dari 8 tahun dan anak laki-laki tidak lebih dari 9 tahun dan tanda-tanda puber sudah terjadi, maka ini termasuk pubertas dini.
Adapun beberapa faktor pemicu pubertas dini ini adalah:
- Kegemukan
Telah banyak penelitian yang mengaitkan hubungan antara berat badan dan pubertas dini dan ini telah dilakukan dalam waktu yang lama. Laporan medis dari University of Michigan Health System menunjukkan bahwa anak perempuan yang kelebihan berat badan lebih mungkin memasuki usia pubertas yang lebih cepat.
- Penyimpangan hormon
Beberapa kondisi medis yang memengaruhi hormon dapat memicu pubertas dini baik pada anak laki-laki dan perempuan. Meskipun jarang, kondisi medis seperti McCune-Albright Syndrome, hiperplasia adrenal kongenital dan tiroid dapat membuat penyimpangan hormonal yang menyebabkan seorang anak alami pubertas dini.
- Racun lingkungan
Penelitian telah membuktikan bahwa racun dari lingkungan dapat memengaruhi hormon sehingga menyebabkan anak alami pubertas yang lebih cepat. Riset yang dilakukan Dr Maria Wolff dari Mount Sinai School of Medicine, menemukan bahwa efek bahan kimia tertentu yang ditemukan dalam berbagai macam produk sehari-hari, seperti cat kuku, kosmetik, parfum, lotion dan shampoo, menunjukkan hubungan langsung dengan pertumbuhan dini payudara dan rambut kemaluan pada anak perempuan.
- Tontonan yang memicu kematangan seksual
Tontonan sinetron yang berbau pacaran, pornografi hingga film-film dewasa yang disajikan dalam bentuk kartun, film-film anak yang dibubuhi percintaan, game-game offline maupun online yang mempertontonkan adegan seksual pada anak, dapat merangsang kematangan seksual pada anak. Otak anak bagian atas terdiri dari dua bagian, yaitu belahan kiri dan belahan kanan. Belahan kiri itu untuk berpikir sains analisis dan bagian kanan untuk berfikir fantasi atau imaginasi. Apabila tontonan yang memuat konten pornografi ditonton oleh anak usia dini, maka otak dengan fantasinya akan mendorong hormon seksual untuk tumbuh lebih cepat dan lebih dini dari waktu yang seharusnya.
- Genetik
Genetik juga telah diyakini oleh para peneliti memainkan peran pada terjadinya pubertas dini. Seperti dilansir dari Kidshealth.com, 5 persen dari anak laki-laki yang mengalami pubertas dini mewarisi kondisi dari ayah atau kakek yang juga mengalami pubertas dini. Sedangkan pada anak perempuan hanya 1 persen.
- Penyakit
Meskipun jarang terjadi, beberapa kondisi medis juga dapat menyebabkan pubertas dini, antara lain cacat atau kelainan di otak atau sumsum tulang belakang; infeksi ensefalitis dan meningitis; radiasi ke otak atau sumsum tulang belakang; spina bifida dengan hidrosefalus, dan masalah di indung telur atau kelenjar tiroid.
Apa yang perlu dicemaskan jika anak alami pubertas dini?
Bila seorang anak puber terlalu dini, awalnya pertumbuhan badannya akan lebih tinggi, tetapi karena tulang menutup lebih cepat, maka tubuhnya menjadi lebih pendek dari teman lainnya yang mengalami pubertas normal. Pubertas dini juga sebabkan anak menjadi ‘dewasa lebih cepat’, padahal mentalnya belum siap menjadi dewasa. Riset menunjukkan bahwa remaja yang alami pubertas dini lebih rentan alami depresi, memiliki citra diri yang buruk, dan memiliki tingkat kecemasan yang tinggi. Pubertas dini juga berkaitan dengan banyaknya masalah sosial yang dialami anak baik di lingkungan keluarga maupun teman sebayanya.
Tidak hanya berdampak secara psikologis, pubertas dini juga dapat meningkatkan risiko kanker dan tumor ketika dewasa. Hal ini dikarenakan tingkat hormon estrogen, progesteron (pada perempuan) dan testosteron (pada laki-laki) dapat memicu pertumbuhan tumor yang bisa menjadi ganas dan mematikan.
*pic life.viva.co.id