SehatFresh.com – Bunuh diri adalah suatu upaya yang disadari dan bertujuan untuk mengakhiri kehidupan, individu secara sadar dan berhasrat dan berupaya melaksanakan hasratnya untuk mati. Perilaku bunuh diri meliputi isyarat-isyarat, percobaan atau ancaman verbal yang akan mengakibatkan kematian, luka atau menyakiti diri sendiri juga bisa terjadi pada remaja. Kasus bunuh diri yang terjadi pada remaja biasanya disebabkan oleh:
- Depresi
Depresi adalah salah satu penyakit mental, namun gejalanya agak sulit dikenali atau disadari. Seringnya seseorang yang mengalami depresi akan menyadari ada sesuatu yang tidak beres dengan dirinya, namun ia tidak tahu cara keluar dari masalah. Begitu juga, ketika seseorang murung dan selalu menutup diri, kadang orang-orang mengira itu adalah kepribadiannya.
Depresi membuat seseorang berpikir tidak rasional, seperti tidak ada lagi yang menyayangi dirinya, hidup selalu seperti ini, atau bahkan hidup ini tidak akan terpengaruh jika tidak ada aku. Pemikiran-pemikiran keliru seperti itu yang membuat orang depresi enggan melakukan sesuatu, bahkan tidak lagi ingin hidup.
- Impulsif
Ini berarti melakukan sesuatu berdasarkan dorongan hati (impulse). Impulsif memang tidak sepunuhnya buruk, selalu ada sisi baiknya. Orang-orang impulsif dapat melakukan kemajuan dengan cepat dan spontanitasnya baik. Tetapi orang yang impulsif biasanya menjadi ceroboh dan cenderung nekat.
Yang terburuk adalah ketika pikiran negatif datang, remaja bisa saja spontan melakukan sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan, seperti mabuk-mabukan yang tidak bertanggung jawab, atau menyayat tangannya secara tiba-tiba. Begitu juga dengan keinginan bunuh diri yang tiba-tiba muncul karena dorongan hati.
- Masalah sosial
Ada beberapa orang yang berniat tidak ingin bunuh diri, tapi akhirnya ia meninggal secara tidak sengaja karena ulahnya sendiri. Contohnya, ketika seorang remaja memiliki masalah dengan keluarga atau hubungan pertemanannya bahkan menjadi korban bullying, lalu untuk mendapatkan perhatian atau menyerang balik orang yang membuatnya sedih, ia akhirnya meminum alkohol yang dicampur dengan obat tidur dengan dosis yang banyak sehingga menyebabkan kematian.
- Fisiologis tentang kematian
Beberapa orang memiliki filosofi berbeda tentang kematian. Bahkan muncul istilah orang yang bunuh diri, bukan ingin mengakhiri hidupnya, tetapi ingin mengakhiri rasa sakit yang dirasakan. Rasa sakit di sini bisa mengacu pada rasa sakit yang disebabkan oleh penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Orang-orang seperti ini tidak dalam keadaan depresi. Mereka melihat tidak adanya peluang untuk hidup, sehingga memilih takdirnya sendiri dengan mempercepat rasa sakit tersebut.
- Sakit mental lainnya
Studi Psychological Autopsy menemukan bahwa dalam kasus bunuh diri ditemukan adanya satu atau lebih diagnosis sakit mental pada 90% orang yang bunuh diri. Juga ditemukan satu dari dua puluh orang yang menderita skizofrenia mengakhiri hidupnya. Kasus bunuh diri juga ditemukan pada kelainan kepribadian seperti antisosial, borderline dan narcissistic personality disorder. (DKA)