Hal Penyebab Anak Mengalami Anxienty Dissorder Separation

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Normalnya setiap anak-anak yang baru bersosialisasi dan mengenal dunia luar pada usia antara 8 sampai 14 bulan ketika mereka menemui seseorang yang baru yang belum mereka lihat sebelumnya, akan timbul rasa takut dan cemas.

Setiap anak pasti mengalami ketakutan, kekhawatiran atau kecemasan sebagaimana itu adalah bagian dari perkembangan yang normal, akan tetapi ada beberapa anak yang mempunyai anxienty dissorder, yaitu suatu gangguan kecemasan yang berlebihan dan sangat melelahkan. Barlow (2002) telah mengidentifikasi kecemasan anxienty sebagai karakteristik mencerminkan suasana hati (mood) yang dipengaruhi oleh emosi negatif yang kuat dan gejala fisik ketika anak mengantisipasi bahaya yang akan datang atau kesulitan dengan penuh rasa kekhawatiran (Mash dan Wolfe.2010).

Dari dua kunci utama yaitu kecemasan adalah emosi negatif yang kuat dan ketakutan. Anak yang mengalami kecemasan yang berlebihan disebut sebagai anxienty dissorder yang dapat terjadi oleh beberapa bentuk.

Menurut DSM IV-TR, terdapat beberapa kriteria yang bisa menjadi indikator atau ciri-ciri dari munculnya gangguan SAD (separation anxienty dissorder) :

  1. Munculnya stres berlebihan ketika seorang anak harus berpisah / pergi dari rumah.

Pada saat anak mengalami stress yang mengarah pada perilaku sang anak seperti manangis dan  memberontak pada saat ditinggal orang tuanya. Bahkan sampai tahap lanjut anak akan lebih sulit sekali ditinggalkan orang tuanya walaupun hanya sebentar saja.

  1. Kekhawatiran yang berlebihan dan akan menjadikan anak terus menerus akan kehilangan peran orang tua yang penting untuk anaknya.

Hal ini  yaitu suatu kondisi dimana kekhawatiran yang dirasakan seorang anak adalah ketakutan sirinya jika pada saatnya nanti ditinggal oleh orang tuanya. Dan bagi orang tua yang menghindari hal ini agar mampu memberikan gaya pengasuhan yang membuat anak mempu belajar bahwa sesuatu yang dimiliki suatu saat akan menghilang.

  1. Kekhawatiran yang berlebihan yang terjadi secara terus menerus akan terjadinya suatu peristiwa yang dapat memisahkan sang anak dengan orang tuanya.
  2. Menolak untuk sekolah atau pergi ketempat dimana ia harus belajar dan berpisah sementara dengan orang tuanya
  3. Takut dan khawatir berada sendiri tanpa ditemani atau tanpa ada peran orang tua untuk dirinya.
  4. Munculnya mimpu buruk yang berkaitan dengan masalah perpisahan
  5. Menolak atau tidak mau tidur tanpa ditemani oleh sosok ibu atau ayahnya.
  6. Munculnya masalah fisik seperti pusing, sakit kepala, mual dan sebagainya. (NLT)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here