Kenali Perilaku Sedentari pada Anak

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Dengan pesatnya kemajuan teknologi membuat semuanya bisa dilakukan tanpa memerlukan aktivitas fisik yang berlebih. Dengan kepraktisan yang disuguhkan membuat banyak orang kekurangan aktivitas fisik. Hal inilah yang disebut perilaku sedentari atau sedentari lifestyle. Jadi, perilaku sedentari adalah perilaku dan kebiasaan seseorang yang tidak banyak melibatkan aktivitas fisik atau tidak banyak bergerak.

Gaya hidup sedentari tidak hanya dimiliki oleh orang dewasa. Sekarang, dengan adanya gadget anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu mereka di depan layar. Berinteraksi dengan teman lewat layar, bermain lewat layar. Ini bukan saja mengganggu kehidupan sosial anak, perilaku sedentari juga membuat anak terancam memiliki penyakit tidak menular.

Dari sebuah penelitian, anak yang tinggal di daerah perkotaan lebih banyak memiliki perilaku sedentari dibandingkan anak yang tinggal di daerah pedesaan. Karena anak yang tinggal di daerah pedesaan lebih banyak menghabiskan waktu mereka dengan bermain secara tradisional, permainan yang melibatkan gerak fisik. Sedangkan sebaliknya, anak di wilayah perkotaan lebih banyak menghabiskan waktu mereka di depan layar monitor. Menonton tv, bermain video game atau bermain ponsel. Dan kebiasaan dekat dengan gadget selama berjam-jam inilah yang membuat anak kerurangan gerak.

Perilaku sedentari pada anak yang berada diperkotaan ini merupakan salah satu faktor utama mengapa anak yang tinggal di perkotaaan lebih banyak mengidap penyakit tidak menular. Obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi dan tingkat kolesterol yang tinggi merupakan contoh penyakit tidak menular yang mengancam anak dengan perilaku sedentari.

Menurut sebuah penelitian lain, anak usia 4 sampai 5 tahun, 89%nya terbiasa dengan alat elektronik minimal 2 jam per hari. Sayangnya, kebiasaan negatif ini ditambah dengan konsumsi cemilan yang tinggi garam, lemak dan gula. Kebiasaan mengkonsumsi cemilan ini mempertinggi risiko anak mengidap penyakit tidak menular.

Selain risiko kesehatan berupa penyakit tidak menular, perilaku sedentari pada anak juga bisa membuat anak mengalami masalah koordinasi motorik. Padahal, pada usia anak-anak koordinasi motorik sedang tumbuh dengan baik. Tapi dengan pola hidup sedentari, koordinasi motorik pada anak akan terganggu. Masalah pada motorik anak ini bisa membuat anak mengalami penurunan rasa percaya diri, tingkat kebugaran yang menurun, dan dapat menyebabkan prestasi anak menjadi tidak optimal.

Pada studi yang dilakukan oleh The American Journal of Human Biology menyatakan bahwa anak-anak diusia 9 sampai 10 tahun menghabiskan 75% waktu mereka dengan tidak banyak melakukan aktivitas fisik. Dengan hasil penelitian-penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa gaya hidup sedentari pada anak masih sangat tinggi.

Sebagai orangtua, ada baiknya untuk bisa mengatur waktu anak bermain gadget dengan tegas. Sebisa mungkin untuk tetap membiarkan anak Anda bermain permainan fisik bersama teman-temannya. Bermain secara langsung bersama teman bukan hanya baik untuk tubuh anak, tapi juga baik untuk kehidupan sosial anak.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here