Pengaruh Sunat Terhadap Kesuburan Ataupun Kenikmatan Seksual

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Sunat Di Indonesia telah menjadi budaya maupun tradisi yang dilakukan oleh laki-laki yang sudah mendekati usia puber. Sedangkan di negara barat hal ini mungkin jarang untuk dilakukan sehingga laki-laki di negara tersebut masih berkulup hingga dewasa.

Sunat merupakan tindakan medis yang disebut dengan nama sirkumsisi, sirkumsisi ini adalah tindakan yang dilakukan pada penis dengan memotong bagian kulup yang menyelimuti glans atau kepala penis. Tidakan ini banyak dilakukan karena faktor kesehatan, budaya, agama dan faktor kebersihan. Sunat biasanya tidak diwajibkan secara medis, namun dapat dilakukan untuk berbagai alasan.

Yang sering menjadi pertanyaan, apakah sunat dapat mempengaruhi kesuburan dan mengurangi kenikmatan seksual laki-laki dan pasangannya? Sunat atau dalam medis disebut dengan sirkumsisi ini tidak mempengaruhi kesuburan laki-laki maupun mengurangi kenikmatan seksual dengan pasangannya. Nyatanya sunat memiliki berbagai manfaat bagi keshidupan seksual laki-laki.

Apa saja manfaat sunat?

  1. Mengurangi risiko infeksi penyakit seksual menular seperti human papiloma virus (HPV), herpes dan sifilis. Namun perilaku seksual pada laki-laki juga harus dilakukan dengan sehat dan aman.
  2. Mencegah terjadinya penyakit fimosis atau nyeri pada kepala atau kulup penis yang dapat menyebabkan radang pada kepala penis yang disebut dengan balanitis.
  3. Mengurangi risiko infeksi saluran kemih.
  4. Mengurangi risiko kanker penis.
  5. Mengurangi risiko kanker serviks pada pasangan.
  6. Menjaga kesehatan penis karena lebih mudah untuk membersihkan penis.

Sunat dan kesuburan pada laki-laki

Sunat maupun tidak sunat sebenarnya tidak terlalu mempengaruhi tingkat kesuburan secara langsung. Laki-laki yang tidak disunat tetap dapat berhubungan seksual dengan lancar dan mengalami ejakulasi dan kulup tidak berpengaruh pada kesuburan dari pria.

Meski pengaruh secara langsung tidak ada, namun laki-laki yang tidak disunat biasanya mengalami fimosis dan balantis. Fimosis adalah keadaan pada kulup yang tidak bisa ditarik kebelakang sehingga akan berdampak pada cairan ejakulasi yang tidak bisa keluar dan kemungkinan untuk pembuahan semakin kecil.

Balantis adalah pembengkakan pada kulup dan kepala penis. Kondisi ini menyebabkan penis terasa gatal, merah, sakit saat di pegang dan keluarnya air mani menjadi terhambat.

Apa bedanya penis yang disunat dan tidak disunat?

Perbedaan utama tentunya pada bagian kulup, penis yang disunat tidak memiliki kulup begitupun sebaliknya. Bagaimana sensasi dan cara kerja yang didapat pada keduanya?

  1. Sensitivitas
  • Penis yang disunat. Tanpa kulup, kulit kepala penis yang biasanya lembab menjadi kering dan semakin menebal sebagai efek perlindungan diri dari kontak terus menerus. Sehingga bagian paling sensitif adalah bekas luka sunat. Dalam sebuah studi asal Turki, dilansir dari Men’s Health, laki-laki yang disunat dapat menunda orgasme hingga 20 detik.
  • Penis yang tidak disunat. Kulup berfungsi melindungi kepala penis dari abrasi dan kontak langsung dengan pakaian. Kulup juga dapat meningkatkan gairah seksual dengan menggeser atas dan bawah pada batang, merangsang kelenjar dengan bergantian menutup dan mengeksposnya. Kulup akan mengerut mundur saat mendapat ereksi, namun keberadaanya tidak akan membawa pengaruh besar pada gairah seks anda dan pasangan.
  1. Kebersihan
  • Penis yang disunat. Tidak adanya kulup akan menghemat waktu untuk membersihkan tubuh, walaupun tidak secara signifikan. Namun beberapa wanita mungkin akan merasa lebih ‘bersih’  saat berhubungan seks dengan laki-laki yang telah disunat.
  • Penis yang tidak disunat. Ketika kepala penis tidak dibersihkan secara rutin, cairan pada penis akan menumpuk bersama kulit mati, bakteri dan kuman kadang juga dengan pasir dan kotoran sehingga memproduksi bau yang tidak sedap dan menyebabkan infeksi baik pada kulup maupun pada kelenjar.
  1. Kesehatan
  • Penis yang disunat. Secara medis sunat dapat membantu mengurangi risiko tertular HIV dan beberapa infeksi lain saat berhubungan pervaginal. Sunat dini juga dapat mengurangi risiko infeksi saluran kemih pada bayi.
  • Penis yang tidak disunat. Penis yang tidak disunat lebih mungkin untuk menularkan setiap infeksi yang dimiliki, termasuk infeksi saluran kencing dan penyakit kelamin. Penis yang tidak disunat juga menempatkan pasangan pada peningkatan risiko penyakit kelamin.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here