Mengenal Gangguan Skizotipal dan Perbedaannya dengan Skizofrenia

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Kepribadian menentukan bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain karena kepribadian menentukan cara pandang Anda akan diri sendiri dan lingkungan sekitar. Sayangnya, ada banyak jenis-jenis gangguan kepribadian yang dijelaskan dalam ilmu psikologi. Salah satunya adalah skizotipal.

Gangguan skizotipal adalah gangguan kepribadian yang menyebabkan seseorang kesulitan untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain karena merasa sangat tidak nyaman untuk berinteraksi. Selain itu, seseorang dengan gangguan ini memiliki cara berpikir yang abnormal sehingga memiliki perilaku yang cenderung eksentrik.

Umumnya, penderitanya tidak mengerti apa itu tentang hubungan ataupun dampak dari perilaku yang mereka lakukan pada orang lain. Mereka juga sering salah menafsirkan tentang motivasi dan perilaku dari orang lainnya serta memiliki ketidakpercayaan kepada orang lain.

Selain tingkah laku yang aneh dan cara bicara mereka yang tidak wajar, penderita gangguan kepribadian jenis ini kerap terlihat cemas atau tidak nyaman dalam situasi sosial. Penderita juga kerap berkhayal, misalnya percaya pada hal-hal yang berbau mistis.

Pola pemikiran “nyeleneh” tersebut sering menimbulkan kecemasan dan depresi bagi penderitanya. Akibatnya, penanganan yang dilakukan hanya berfokus pada gejala depresi dan gangguan kecemasan tanpa mengatasi gejala gangguan kepribadian yang dialaminya.

Penderita skizotipal memandang dirinya sendiri sebagai orang asing atau orang buangan, dan isolasi ini menyebabkan rasa sakit hati karena menghindari hubungan dengan dunia luar. Orang dengan kepribadian skizotipal juga bisa mengoceh aneh dan tanpa henti selama percakapan. Dirinya mungkin berpakaian dengan cara yang aneh dan memiliki cara yang sangat aneh melihat dunia di sekitarnya.

Gangguan kepribadian skizotipal sering disalahartikan sebagai gangguan mental serius skizofrenia. Memang, keduanya dapat memicu gejala psikosis yang menyebabkan seseorang kesulitan untuk membedakan mana kenyataaan yang sebenarnya dan mana yang hanya halusinasi/imajinasi.

Berbagai studi keluarga secara konsisten menunjukan bahwa kerabat para pasien skizofrenia memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan kepribadian skizotipal. Namun, meningkatnya angka kejadian gangguan kepribadian skizotipal juga terdapat pada kerabat tingkat pertama para pasien yang menderita depresi unipolar, menunjukan bahwa gangguan kepribadian skizotipal tidak hanya berhubungan dengan skizofrenia.

Sebenarnya skizotipal dan skizofrenia memiliki perbedaan mendasar. Perbedaannya merujuk pada frekuensi dan intensitas episode halusinasi dan delusi.

Gejala gangguan kepribadian skizotipal, secara umum, lebih ringan dibandingkan pada skizofernia. Umumnya, seseorang dengan gangguan skizotipal sedikit banyak masih menyadari bedanya kenyataan dengan pemikiran. Tapi, orang dengan skizofrenia akan sangat sulit mengatasi gejala delusi yang dialaminya. Mereka umumnya tidak bisa membedakan mana alam yang nyata dan ilusi.

Meskipun keduanya berbeda, namun pengobatan skizofernia dapat memberikan efek positif terhadap pengindap gangguan skizotipal. (SBA)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here