Berpuasa Dapat Mengendalikan Emosi pada Remaja

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Masa peralihan anak-anak menuju dewasa yaitu remaja, dimana masa tersebut anak sering kali memiliki emosi yang tidak stabil sehingga remaja tersebut seringkali kehilangan kontrol diri. Perkembangan zaman atau moderenisasi telah mempengaruhi tingkat emosi pada remaja. Remaja yang berumur 14-16 tahun masih belum bisa mengendalikan emosinya dengan baik.

Sehingga hal ini perlu dilakukan upaya untuk menghindari anak dari hal-hal buruk. Upaya untuk mengatur emosi yaitu dengan menahan diri, tarik nafas, tahan bicara saat emosi dan memikirkan suatu tindakan dalam kondisi marah. Pengendalian diri didefinisikan sebagai bentuk upaya menjaga diri dari sesuatu yang bersifat merugikan.

Pengendalian diri dapat dicapai melalui kekuatan dengan mencurahkan segala usaha dan kemampuan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk menahan diri dari musuh yang ada dalam dirinya sendiri. Biasanya berupa dorongan jasmani, dorongan rohani dan dorongan hawa nafsu yang dapat menjerumuskan diri dari perbuatan yang buruk. Sehingga salah satu bentuk upaya untuk membentengi anak agar dapat mengendalikan dirinya sendiri yaitu dengan berpuasa.

Pengendalian diri meliputi tiga hal yaitu pertama pengambilan keputusan, kedua mempertahankan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu dan ketiga yaitu penguatan diri contohnya memuji bahkan menyalahkan diri. Apabila dikelompokan puasa merupakan bentuk upaya pengendalian diri yang masuk ke dalam kategori kedua yaitu mempertahankan untuk berbuat dan tidak berbuat sesuatu. Fungsi dari pengendalian tersebut yaitu membatasi perhatian terhadap orang lain, membatasi keinginan untuk mengendalikan orang lain dan membatasi diri untuk melakukan hal yang buruk.

Dengan kata lain puasa berfungsi untuk menuntut seseorang untuk mengendalikan diri sendiri dari tindakan yang dapat merugikan diri sendiri, oranglain dan lingkungan yang ada disekitarnya. Dalam agama islam puasa disyari’atkan memiliki kandungan aspek untuk mengendalikan emosi. Hal tersebut dikarenakan puasa dapat melatih seseorang untuk mengontrol dorongan naluri fa’ali.

Dalam teori psikoanalisa yang dijelaskan Sigmun Freud menyatakan bahwa struktur kepribadian seseorang terdiri dari ID, ego, dan super ego yang berfungsi untuk menghendle suatu keinginan seseorang. Adapun aspek-aspek pengendalian emosi yang terkandung dalam ibadah puasa yaitu puasa dapat merendam amarah atau kesehatan emosional, puasa dapat melatih kesabaran, puasa dapat meningkatkan kecerdasan emosional dan puasa dapat membentuk kematangan seseorang untuk selalu konsisten dan jujur.

Dalam sudut pandang ilmu pengetahuan banyak perkembangan dalam berbagai penelitian mengenai puasa. Salah satunya yaitu sebuah penelitian pada tahun 2011 yang dilakukan oleh Rosyidi yang menyatakan bahwa ibadah puasa memiliki pengaruh yang cukup besar dalam kesehatan mental seseorang. Selain itu penelitian lain yang dilakukan pada tahun 2009 oleh Rosita menjelaskan bahwa salah satu dampak positif yang diperoleh dari ibadah puasa yaitu kemampuan seseorang dalam mengendalikan diri sendiri yang dapat mengendalikan emosi.

Seseorang yang mampu mengendalikan diri akan lebih mampu mengontrol pikiran dan prilaku dalam situasi apapun termasuk pada saat dirinya sedang dalam kondisi emosi dan amarah. Dari uraian yang telah dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa puasa dapat mengendalikan mental seseorang. Sehingga ibadah puasa sangat bermanfaat apabila dilakukan oleh remaja, dimana masa tersebut anak-anak remaja seringkali dalam kondisi yang labil, terutama pada saat remaja tersebut dalam kondisi yang sedang emosi karena terbawa oleh suasana amarah yang ada. (KMY)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here